Lntas5Indonesia – Singaraja – Aliran air pada beban puncak akan terjadi saat pagi dan sore, pada beban puncak aliran air itulah terkadang menimbulkan keluhan pelanggan, karena air yang dimanfaatkan terhambat.Kondisi itulah yang kini tengah diantisipasi oleh kalangan Perumda agar minim pengaduan.
Disinggung beban puncak aliran air, salah satu Perumda di Bali, yakni Perumda Tirta Hita Buleleng menyatakan, jika beban puncak aliran air di wilayahnya tetap stabil, karena sumber mata air yang dimiliki cukup memadai.
Sumber mata air yang dimaksud meliputi kawasan Padang Buyin, Git Git, Pangkung Dalam dan mumbul. Semua itu memasok air minum untuk Singaraja, hingga ke Lovina . Sedangkan untuk Kecamatan Seririt diambilkan sumber mata air dari Bestala dan Gunung Sari.
Tak hanya mengandalkan sumber mata air, Perumda Tirta Hita Buleleng memiliki 38 sumur dalam (Bor) .
Soal Aliran air Perumda Tirta Hita Buleleng di nyatakan tetap stabil termasuk beban puncak pada pagi dan sore, sehingga dengan layanan maksimal itu pelanggan Tirta Hita Buleleng tidak pernah komplain.
“Itu prioritas kami terhadap pelanggan menyikapi aliran air saat beban puncak “ ungkap Dirut Perumda Tirta Hita Buleleng, I Made Lestariana didampingi Humas kepada awak media Jumat (28/04/2023) siang.
Menurutnya hingga kini jumlah pelanggan Perumda Tirta Hita Buleleng mencapai 60 ribu lebih pelanggan dan keluhan pelanggan nyaris nihil.
Upaya menekan komplin dari pelanggan tidak saja mencermati aliran air pada beban puncak, saat ini Direksi tengah menerapkan pemberlakuan pemblokiran rekening air minum jika di temukan tidak terbaca dalam kurun waktu 3 bulan. Hal seperti itu dilakukan mengantisipasi komplain pelanggan tatkala air tidak digunakan.
“Memang benar, pihak kami memberlakukan pemblokiran rekening air jika rekening tidak terbaca dalam kurun waktu 3 bulan, syaratnya cukup melampirkan FC KTP pelanggan dan Foto meteran rekening air,“ tutup I Made Lestariana .
Rzl
Komentar